Sulsel, BU
Kondisi jalan menuju kawasan wisata Malino, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan seakan tak pernah dapat perhatian khusus dari Pemerintah setempat. Jalur akses jalan menuju lokasi wisata julukan kota bunga yang terkenal ini harus melalui medan yang cukup parah, sehingga pengguna jalan harus ekstra hati-hati. Bukan hanya membahayakan kondisi fisik kendaraan, bahkan nyawa pun bisa melayang jika tak serius mengemudikan kendaraan.
Hasil Investigasi wartawan menemukan titik awal rusaknya jalan tersebut dari serangkaian eksploitasi sumber daya alam dibeberapa lokasi pada kecamatan Parangloe, bahkan di duga ada yang tak memiliki perijinan sesuai perundang undangan yang berlaku. Hasil dari ekploitasi itulah yang kemudian diangkut oleh truk-truk roda 6 hingga 10 dengan kapasitas beban muatan yang berlebihan. Bahkan sudah tak sesuai dengan kekuatan aspal jalan. Apalagi sepanjang jalan tak satupun terpasang tanda kapasitas beban muatan truk.
Bebasnya truk pengangkut material yang melintas dengan enaknya tanpa memperhitungkan beban dan kondisi jalan tentu sangat membahayakan pengguna jalan lain, bahkan beberapa diantara supir truk ada yang berani melintas dengan kecepatan tinggi saat beban kosong demi untuk mencapai target angkutan materialnya.
Sepanjang pantauan, truk muatan material yang melintas bisa di pastikan sebagian mengangku beban diatas 6 ton. Dengan bak yang dimodifikasi menjadi seimbang dengan beban kendaraan truk 10 roda. Ironisnya lagi, pihak yang mengambil restribusi yang berada di beberapa titik seakan tak mau ambil pusing.
Fenomena ini bukan baru kali ini berlangsung, anggaran pembenahan akses jalan poros malino yang setiap tahunnya dibenahi hanya dapat bertahan beberapa bulan, setelah itu kembali rusak. Uniknya, jalan yang rusak hanya sebelah sisi dari badan jalan (7/19). Jadi dapat dipastikan bahwa rusaknya jalan di sebabkan oleh kendaraan truk material hasil galian (bersambung/alb).