Beranda Daerah Inoeng Balee Wilayah Sabang Geram Atas Sikap Ketua BRA Aceh Yang Tidak...

Inoeng Balee Wilayah Sabang Geram Atas Sikap Ketua BRA Aceh Yang Tidak Mencerminkan Seorang Pemimpin

81
0
Foto: Ketua pasukan Inoeng Balee wilayah Sabang Mutia Amarullah alias Mualem Jannah.

Sabang, bhayangkarautama.com

Ketua Pasukan Inoeng Balee Wilayah Sabang, Mutia Amarullah atau yang lebih dikenal dengan “Mualem Jannah”, menyayang sikap Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) pusat yang dinilai tidak mencerminkan seorang pemimpin, saat menerima kedatangan para pejuang perempuan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) atau Inoeng Balee Senin lalu.

Menurut Mualem Jannah wilayah pulau Sabang ini Ketua BRA pusat tidak bijak dalam menyelesaikan kisruh yang terjadi dikantor BRA Senin lalu, sehingga membuat para mantan pasukan Inoeng Balee SE Aceh geram.

“Tidak sepatutnya seorang pimpinan bersikap seperti itu kepada kami yang juga ikut berjuang saat konflik Aceh dulu, dimana pada saat sekelompok mantan pasukan Inoeng Balee, datang mempertanyakan nasibnya yang tidak terpedulikan oleh lembaga yang mengurus kehidupan keluarga besar mantan pejuang GAM di kantor BRA malah dicuekin,” ungkap Mualem Jannah, Senin (13/3/2023) kemarin.

Sang Ratu juang ini menilai cara yang digunakan ketua BRA tidak mencerminkan seorang bijaksana, malah menurutnya nampak seperti seorang yang “alai” dan cenderung kebanci-bancian.

Karena yang bersangkutan lebih memilih berkoar-koar di media sosial yang mana seolah olah dia itu sengaja menggiring opini publik untuk mendiskreditkan mantan pasukan Inoeng Balee seolah mereka mengamuk karena tidak diberi bantuan.

“Disini saya ingin mengklarifikasi statemen Ketua BRA pusat yang salah kaprah karena tidak sesuai dengan tuntutan waktu kawan-kawan yang beraksi hari Senin lalu,” ujarnya.

Sebenarnya lanjut mantan petinggi Inoeng Balee Sabang ini, kawan-kawan datang ke kantor BRA pusat tersebut untuk mempertanyakan kenapa keterlibatan Perwakilan Inoeng Balee dalam kepengurusan baik di BRA pusat maupun di BRA Kabupaten/Kota tidak di prioritaskan, supaya jika ada data dan penetapkan calon penerima manfaat program kesejahteraan mantan pasukan Inoeng Balee tepat sasaran.

Sebab selama ini masih banyak mantan pasukan Inoeng Balee yang belum tersentuh sama sekali dengan program Re Integrasi Aceh, dan jujur ini jadi salah satu beban moral bagi kami yang sudah dituakan di wilayah kami masing-masing.

“Saya juga tidak membenarkan cara kawan-kawan yang datang secara arogan, tapi kita juga tidak bisa menyalahkan tindakan mereka, karena sudah 18 tahun Perdamaian Aceh, tapi kesejahtreaan para kombatan terutama pasukan Inoeng Balee tidak di prioritaskan malah terkesan diabaikan oleh mereka yang menjalankan amanat Undang -Undang untuk malakukan Re Integrasi terhadap para Kombatan GAM yang tertuang dalam MoU Helsingki dan UU no 11 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh,” pungkasnya.

Yang harus diperhatikan oleh Ketua BRA tambah Mualem Jannah, para pasukan Inoeng Balee butuh diperhatikan, kenapa kawan-kawan memilih mempertanyakan ke BRA sebab memang salah satu tanggung jawab Badan Reintegrasi Aceh yaitu mengintegrasikan, merehabilitasi secara menyeluruh baik dalam bidang ekonomi ,sosial dan pendidikan.

Yang mana sampai saat ini belum semua pasukan Inoeng Balee merasakan, kenapa kawan-kawan mendesak dan meminta untuk dilibatkan dalam kepengurusan BRA, agar setiap data dan program untuk kesejahteraan pasukan Inoeng Balee, tepat guna dan tepat sasaran, supaya para perempuan yang dulu saat perang/konflik di Aceh sudah banyak berkorban, mengorbankan masa remaja, mengorbankan waktu bersama keluarga, mengorbankan waktu belajar dan bahkan ada yang mengorbankan nyawa demi membantu perjuangan untuk kemaslahatan kita semua Bangsa Aceh.

Tapi sayangnya setelah kesepakan damai Aceh kita dapatkan kenapa hak-hak dan nasib kami para pasukan inoeng Balee seolah di abaikan dan dipandang sebelah mata. Jadi salahkah kami para mantan pasukan Inoeng Balee menuntut keadilan.

Jika masalah sekecil ini seorang pimpinan tidak bisa menyelesaikan kredibilitas sebaiknya Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) dipertanyakan, atas dasar apa dia ditunjuk sebagai Ketua BRA kalau beliau tidak tahu apa itu tugas dan fungsinya dalam menjalankan tugas sebagai Ketua Badan Reintegrasi Aceh., cetusnya. (Jalaluddin Zky).

BACA JUGA :  Tolak Kehadiran KM Ina Maria, Sejumlah Sopir Trans Ende - Larantuka Datangi Gedung DPRD Ende

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here