Pengerjaan pembuatan parit di jalan Lintas Nasional Kabanjahe-Merek yang bersumber dana dari APBN dikerjakan menggunakan Alat berat jenis Beko loader.
“Proyek pembuatan parit dikerjakan oleh BPJN (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional) wilayah dua Medan dengan panjang 1,4 Kilometer untuk pasang semen dari titik ini sampai jembatan Laudah, sementara untuk penggalian parit tanpa pasang semen dimulai dari desa Tigapanah sampai kecamatan Merek. pelaksanaan proyek dimulai sejak tanggal 25 Agustus sampai dengan akhir bulan Desember.”
Kabanjahe, Sumut | Proyek padat karya yang seharusnya dikerjakan oleh manusia namun dikerjakan oleh alat berat. Sesungguhnya cita-cita Presiden Jokowi sangat mulia memerintahkan pembangunan dilaksanakan dengan padat karya dengan tujuan mempekerjakan tenaga manusia untuk mengurangi pengangguran.
Kenapa tidak, seandainya pekerjaan dikerjakan oleh alat berat, maka tenaga manusia tidak termanfaatkan diproyek tersebut. Padahal pemerintah sebenarnya pengerjaan satu proyek itu sistem padat karya untuk mempekerjakan manusia yang membutuhkan pekerjaan apalagi diwaktu saat ini sulitnya mencari pekerjaan akibat pendemi Covid-19.
Pantauan wartawan tampak alat berat jenis Beko loader mengangkut tanah galian ke dump truck colt diesel. Terlihat ada dump truck berplat merah, plat hitam dan kuning parkir dilokasi padahal sebelumnya untuk mengangkat tanah hasil galian menggunakan tenaga manusia, Senin (31/08/2020).
Arus lalulintas harus diatur satu arah karena tidak dapat berselisih karena satu sisi badan jalan digunakan untuk tempat alat berat dan mobil dump truck untuk mengangkat tanah. Namun sayang ketika wartawan ingin melakukan konfirmasi kepada pihak terkait tidak berhasil, karena pengawas tidak berada ditempat. “Tadi di sini ada pengawas bang, sekarang entah kemana saya kurang tau,” ucap salah satu pekerja.
Sebelumnya Andi Hutapea yang mengaku sebagai pengawas proyek dikonfirmasi kru media pada 27 Agustus lalu mengaku bahwa proyek pembuatan parit dikerjakan oleh BPJN (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional) wilayah dua Medan dengan panjang 1,4 Kilometer untuk pasang semen dari titik ini sampai jembatan Laudah, sementara untuk penggalian parit tanpa pasang semen dimulai dari desa Tigapanah sampai kecamatan Merek. pelaksanaan proyek dimulai sejak tanggal 25 Agustus sampai dengan akhir bulan Desember.
Proyek ini dilaksanakan secara padat karya. Ketika ditanya para pekerja apakah warga setempat, Andi mengaku pihak BPJN telah berkordinasi dengan kepala desa setempat. “Kepala desa tidak mempermasalahakan asal para pekerja dari kita,” ucapnya
Lebih lanjut dikatakan Andi bahwa, “pihaknya tidak tau berapa dana yang diperuntukkan untuk proyek tersebut saya hanya pengawas proyek dan masih tenaga honorer di BPJN wilayah II Medan, tidak mempermasalahkan pengoperasian dump truck berpelat merah,” ujarnya.
Kepala desa Bunuraya ketika dikonfirmasi melalui selulernya tidak menjawab walau nada masuk terdengar, ketika dicoba melalui pesan layanan Singkat sampai berita ini dikirim ke meja redaksi belum ada balasan. (Erwin Perangin-angin)