Pasaman Barat, Sumbar
Korban gempa bermagnitudo 6,2 di Kabupaten Pasaman Barat mulai mengeluhkan kondisi kesehatan pasca tiga hari berada di pengungsian. Hal ini terbukti dengan banyaknya para korban melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan tak jauh dari lokasi pengungsian, yakni di halaman Kantor dan Rumah Dinas Bupati Pasaman Barat. Posko kesehatan tersebut didirikan Dinas Kesehatan bekerja sama TNI dari Denkesyah 01.04.04 Padang sejak Sabtu (26/2/2022).
Hingga Minggu (27/2/2022) pagi, sudah tercatat sekitar 180 korban gempa melakukan pemeriksaan kesehatan. Menurut dokter dari Dinas Kesehatan Pasaman Barat, dr Dian Leonita, para pengungsi mengeluhkan sejumlah penyakit.
“Pasien datang tercatat dari saya pagi ini ada sekitar 40 orang. Keluhan rata-rata demam, batuk dan pilek. Masalah kulit ada juga tadi. Hipertensi juga,” kata Dian, Minggu (27/2/2022).
Dian mengungkapkan, mayoritas korban yang mengeluhkan kondisi kesehatan kebanyakan telah lanjut usia dan anak-anak. Namun keluhan yang dialami sampai saat ini, masih dalam kategori ringan.
“Penyebab mungkin faktor air bersih, ya. Sampai sekarang belum ada yang parah sampai dirujuk, keluhan ringan saja,” ujarnya.
Dalam pemeriksaan, tim dokter melakukan konsultasi kepada pengungsi yang mengeluhkan kondisi kesehatan. Selanjutnya, akan diberikan obat yang telah disediakan, jika terdapat gejala berat maka tindakan rujukan dilakukan.
Seperti diketahui, pengungsi yang berada di halaman Kantor dan Rumah Dinas Bupati Pasaman Barat tercatat hingga mencapai 2.800 orang. Mayoritas, para korban berasal dari Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
Wilayah ini salah satu daerah terdampak parah. Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengungkapkan, saat ini tercatat di wilayahnya terdapat korban jiwa sebanyak empat orang.
“Untuk wilayah satu titik sangat parah di Nagari Kajai. Di sana lebih seribu rumah rusak berat dan ringan,” ucapnya. (AAP)