Sekjen Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonrsia, DR. H. Sofiyulloh Muzammil, berkunjung ke pondok pesantren Fastabiqul Qoirat di Desa Wajok Hilir, Pontianak, yang diasuh oleh Kiyai H. Muhdi, Kamis (31/08/2023). Selain sebagai pengasuh pondok, beliau juga sebagai Ketua Yayasan Gerakan Peduli Anak Yatim dan Dhuafa.
Pontianak, Kalbar | Kehadiran Sekjen majelis permusyawaratan pengasuh pesantren se-Indonesia disambut baik oleh para kiyai dan ustad, dan dihadiri juga oleh beberapa kiyai dari Kota Singkawang.
Adapun tujuan selain silaturahmi, majelis permusyawaratan pengasuh pesantren se-Indonesia (MP3I) mengajak para kiyai untuk membentuk kepengurusan MP3I di Kalbar, dimana pembentukan awal yaitu pengurus wilayah yang telah ditunjuk, Kiyai Arsad Triono dari pengasuh pondok pesantren Al-Arsad di Wajo sebagai ketua wilayah Provinsi Kalbar .
Selain itu juga pemerintah mengantisipasi adanya susupan-susupan pondok-pondok yang berkedok saja, yang mana akhir-akhir ini sudah ditemukan ajaran pondok telah melenceng dari ajaran Islam pada umumnya. Hal ini sangat berbahaya buat masa depan dan generasi penerus bangsa, yang mana pondok sering terdapati mengajarkan ajaran yang dianggap sesat bahkan tidak menutup kemungkinan bisa merongrong keutuhan pandangan hidup bangsa kita, yaitu Pancasila yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Dengan demikian pemerintah sepakat dibentuknya majelis permusyawaratan pengasuh pesantren se-Indonesia yang bekerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk sama-sama mengawasi, membina pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia, sesuai hasil Audensi para kiyai di Mabes Polri beberapa tahun yang silam.
“Kenapa pembentukan majelis permusyawaratan pengasuh pesantren se-Indonesia selain para kiyai didalamnya harus melibatkan Polri ?. Karena para kiyai dan Polri sama-sama pejuang bangsa, yang mana Polri bekerja mempertahankan keamanan, sedang para kiyai bekerja mempertahankan keimanan,” tandas Sekjen DR. H. Sofiyulloh Mujammil di depan para kiyai. (Marsudi)