Tim Advokasi dan Surveilans Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya mengungkapkan Rate of Transmission (Rt) atau angka tingkat penularan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo mengalami penurunan, namun kondisi Covid-19 masih belum terkendali.
“Untuk Idul Adha jangan menumpuk, mengumpul di masjid besar di desa, tetapi menggunakan mushola, surau, langgar, lapangan dan sebagainya sehinggga masyarakat tidak berkumpul di satu masjid, itu harapan saya dan protokol kesehatan harus tetap dijaga,” - Wakil Bupati Sidoarjo, H. Nur Ahmad Syaifuddin SH -
Sidoarjo, Jatim |BU| Hal tersebut disampaikan Inisiator Tim Advokasi dan Surveilans Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya dr. Windhu Purnomo saat menemui Wakil Bupati Sidoarjo, H. Nur Ahmad Syaifuddin SH di pendopo Delta Wibawa, Rabu, (29/07/2020).
Windhu mengungkapkan Rt Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo selama 6 hari berturut-turut turun sampai dibawah 1. Hari ini sudah mencapai 0,5. Hal tersebut masih harus diamati konsistensinya sampai 14 hari kedepan secara berturut-turut. Apakah tetap stabil atau tidak. Dari hasil kajiannya, peta epidemi Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo sendiri masih sangat dinamis.
Pada Minggu ini Kabupaten Sidoarjo naik kembali pada tingkat resiko tinggi (merah) penyebaran Covid-19. Meski sebelumnya selama satu minggu sempat turun berada pada resiko sedang (orange).
“Secara umum di Kabupaten Sidoarjo wabah pandemi Covid-19 masih belum terkendali meskipun ada satu dua indikator epidemiologi yang memberi harapan,” ucapnya mengambil kesimpulan hasil kajiannya bersama timnya.
Windhu berharap Kabupaten Sidoarjo dapat menekan angka kematian Covid-19. Dengan begitu angka kesembuhan akan semakin tinggi. Dikatakannya apabila angka kematian turun sampai 5 persen maka angka kesembuhannya juga akan merangkak naik. Oleh karena itu menurutnya yang terpenting angka kematian harus diturunkan, targetnya turun sampai 2 persen.
Dari kajiannya resiko kematian positif Covid-19 atau Case Fatality Rate/CFR di Kabupaten Sidoarjo masih lebih tinggi dari nasional namun lebih rendah dari Provinsi Jawa Timur, Angka CFR nya 6 persen. Untuk itu dirinya merekomendasikan Pemkab Sidoarjo menyediakan RS lapangan atau RS darurat untuk penderita dengan gejala ringan.
“Kalau nanti kita berhasil, misalnya Sidoarjo berhasil menurunkan menjadi katakanlah tidak sampai 2 persen, 3 persen, nanti nunggu saja, nanti kesembuhannya jadi 97 persen,”ucapnya.
Sementara itu Wakil Bupati Sidoarjo, H. Nur Ahmad Syaifuddin berharap Rt Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo dapat tetap bertahan. Minimal 14 hari kedepan akan tetap sama. Dirinya mengatakan tingkat kesembuhan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo juga mencapai 59 persen, sedangkan angka kematian 6 persen.
Dengan keadaan seperti ini ucap Wabup, upaya pencegahan penularan Covid-19 akan terus dilakukan. Patroli tetap dilaksanakan. Begitu juga dengan keberadaan kampung tangguh akan terus digiatkan. Diperkuat bahkan kalau perlu diperluas. Dan yang terpenting protokol kesehatan diangkat tinggi-tinggi.
Wabup juga meminta perayaan Idul Adha bisa di manage dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Untuk itu dirinya berharap pelaksanaan Sholat Idul Adha tidak difokuskan di masjid desa saja, masyarakat dapat memanfaatkan keberadaan mushola maupun lapangan.
Tujuannya untuk memecah kerumunan masyarakat yang akan melaksanakan Sholat Idul Adha. Begitu pula dengan pembagian daging kurban. Wabup meminta pembagian daging kurban dilakukan langsung oleh panitia kurban dengan datang langsung kerumah penerima.
“Untuk Idul Adha jangan menumpuk, mengumpul di masjid besar di desa, tetapi menggunakan mushola, surau, langgar, lapangan dan sebagainya sehinggga masyarakat tidak berkumpul di satu masjid, itu harapan saya dan protokol kesehatan harus tetap dijaga,”pintanya.
Wabup juga meminta untuk sementara ini jamaah tidak melakukan jabat tangan usai melaksanakan Sholat Idul Adha.Takbir keliling juga diminta sementara tidak dilakukan. Cukup dilakukan di masjid atau musholah dengan tidak terlalu banyak orang.
“Ini harus kita jaga jangan sampai Rt kita nanti setelah Idul Adha justru akan naik maka akan mengulangi lagi, berat lagi kita, itu yang terpenting,” ucapnya.
Terkait pelaksanaan Pilkades (Pemilihan Kepala Desa), Pemkab Sidoarjo akan berusaha untuk melaksanakan bulan September tahun ini. Namun pelaksanaannya tidak tanggal 6 Sepetember seperti yang kemarin dijanjikan.
Namun dirinya memastikan, “Pelaksanaannya sebelum tanggal 20 September. Hal tersebut sesuai petunjuk Kapolresta Sidoarjo agar pelaksanaan Pilkades tidak diatas tanggal 20 September, Itu akan kami laksanakan,” ucapnya.
Namun Wabup meminta seluruh masyarakat maupun calon kades jangan hanya bisa meminta untuk segera dilaksanakan Pilkades. Namun semua diharapkan konsekuen untuk menerapkan protokol kesehatan saat pelaksanaan Pilkades dimasa pandemi Covid-19 saat ini. Dengan begitu perkembangan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo akan tetap landai.
“Kami juga ingin bantuan dari seluruh masyarakat, jangan menuntut segera-segera tetapi tidak melakukan apa-apa, Insha Allah Pilkadesnya akan kami laksanakan pada bulan September,” ujarnya. (Zanuar)