Aceh Besar, bhayangkarautama.com
Ternyata menyuarakan pendapat berbeda dari yang lain masih menjadi ancaman di Aceh. Hak demokrasi terancam di sini. Hal tersebut tampak dari serangan fisik langsung terhadap sekelompok pemuda yang tergabung dalam Aliansi Milenial Cinta Demokrasi, Jumat siang (2/12/2022).
Awalnya sejumlah massa aliansi melakukan kritikan terhadap NasDem lewat aksi damai. Aksi dilaksanakan di Bundaran Lambaro, Kabupaten Aceh Besar.
Secara tiba-tiba, muncul sekelompok orang berseragam Garda Partai NasDem Aceh, membubarkan aksi, bahkan mengejar-ngejar lalu membawa sejumlah peserta aksi beserta karton berisi tuntutan aksi damai.
“Mereka berteriak dengan kata-kata kotor, bahkan ada yang menuding PKI! Padahal kami hanya menyuarakan pendapat lewat tulisan di karton, yang pada intinya menolak kampanye Anies Baswedan sebelum ditetapkan oleh KPU RI,” tutur Sayed Muhammad Siddiq, koordinator aksi, saat diwawancarai Jumat (2/12/2022) malam.
Amatan kami, ungkapnya, massa yang mengintimidasi aksi damai ini dikomando oleh tiga politisi partai NasDem, yakni Abdul Rafur, Heri Julius dan Daniel Abdul yang juga anggota DPRK Banda Aceh.
“Para politikus itu menunjukkan rasa marah karena aksi damai dari Aliansi Milenial Cinta Damai memprotes partai NasDem Aceh yang dinilai telah melakukan pelanggaran masa kampanye,” jelasnya.
Partai itu dinilai terlalu cepat melakukan kegiatan politik dengan memboyong bakal capres Anies yang diusung oleh NasDem ke Aceh.
Tindakan para Politikus NasDem yang berada di lokasi ini jauh dari sikap terpuji, padahal NasDem dan para politisinya selama ini mengkampanyekan “politik santun dan riang gembira”, namun kader NasDem saat kunjungan Anies ke Aceh malah bersikap arogan dan main hakim sendiri dengan membubarkan massa aksi damai yang menolak kedatangan Anies dengan ancaman dan tekanan.
“Tindakan arogansi dan main hakim sendiri yang dilakukan politisi dan Garda NasDem sangat mencederai demokrasi,” tegas aktivis mahasiswa ini.
Sayed Muhammad Siddiq menegaskan, aksi damai penolakan kedatangan Anies ke Aceh yang dilakukan oleh Aliansi Milenial Cinta Demokrasi seharusnya mendapat tempat.
“Pasalnya hal tersebut merupakan bentuk kebebasan berpendapat dalam berdemokrasi,” pungkasnya. (red)