Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Saat ini menjadi Lokomotif dan Gerbong untuk menggerakkan dan meningkatkan perekonomian warga desa. Karena melalui Bumdes, Warga masyarakat di Desa terpacu untuk bersaing dalam proses penerapan dan pengembangan Bumdes yang berbasis digital atau berbasis online.
Untuk menjadi Bumdes yang unggul di era digitalisasi tidak cukup hanya dengan penyertaan modal, tapi lebih dari itu harus ada Pendampingan, Pelatihan pengurus peningkataan pengelolaan, Serta managementnya yang harus kita perkuat dari masing - masing Bumdes kita. “Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Taufik Madjid”
Ende, NTT |BU| Menjadi salah satu contoh, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Au Wula Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu Bumdes yang di jadikan pilot project oleh Kementrian Desa (Kemendes) dalam penerapan dan pengembangan Bumdes yang berbasis digitalisasi atau online.
“Selain itu, Melalui Bumdes ini Desa dapat menampung produk - produk pertanian masyarakat. Jadi, Bumdes itu untuk membantu masyarakat,”.
Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Usaha Ekonomi Desa, Kemendes, Nugroho Setijo Nagoro, di Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kepada Media Bhayangkara Utama.
Dikatakan Nugroho, Bumdes ini merupakan bagian dari salah satu strategis kita untuk desa - desa yang lain. Jadi, Kita berharap desa ini menjadi inspirasi bagi desa - desa yang lainnya.
“Kita berharap lewat Bumdes Au Wula, Desa Detusoko Barat ini, Terus berkembang. Tidak saja sekedar memasarkan produk - produk pertanian saja, Pariwisata juga bisa dipasarkan,” ujarnya.
“Karena keberadaan Desa Detusoko Barat ini menjadi salah satu desa penyangga dan desa ini bisa menjadi Destinasi bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Danau Kelimutu. Dan desa ini bisa dibangun Home Stay, Cafe - Cafe untuk menangkap para wisatawan yang datang,” ungkap Nugroho Setijo Nagoro.
Bumdes Au Wula, Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, NTT, merupakan salah satu Bumdes yang terpilih dari sekian banyak Bumdes yang ada di Indonesia, Khususnya di wilayah Nusa Tenggara, Selain 3 (tiga) Bumdes yang ada di Kabupaten Bantul, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Gunung Kidul.
Pernyataan ini disampaikan langsung, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Taufik Madjid melalui Video Conference (Vicon) di Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Rabu, (08/07/2020) siang.
Lanjut, Taufik Madjid, Desa adalah Panglima kita, Desa adalah Halaman depan bangsa kita, Hendaknya langit kesejahteraan itu tercermin dari desa, dan desa menjadi sebuah harapan di masa depan hendaknya kita songsong bersama dengan mimpi - mimpi dan kerja keras kita, demi membangun bangsa dari desa.
“Ini tidak bisa kita tolak, dan juga tidak bisa kita abaikan, karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong seluruh perangkat kebijakan dan program - program kita di desa, kita tidak bisa lepas yang namanya proses digitalisasi,” Katanya
Kita sama - sama memperkuat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) kita, karena ada afirmasi dari kementrian desa untuk bantuan penyertaan modal, namun kita juga mendorong penguatan Bumdes lewat skema pendanaan yang ada di desa
“Kita punya tujuh sumber pendapatan yang ada di desa, tapi yang paling besar adalah dari Dana Desa (DD), kita berharap Dana Desa bisa mampu menjadi instrument sumber pembiayaan baru yang dapat mengintegrasikan dengan sumber - sumber pembiayaan yang lain,” pintanya.
“Untuk menjadi Bumdes yang unggul di era digitalisasi tidak cukup hanya dengan penyertaan modal, tapi lebih dari itu harus ada Pendampingan, Pelatihan pengurus peningkataan pengelolaan, Serta managementnya yang harus kita perkuat dari masing - masing Bumdes kita,” tegas Taufik Madjid dalam Video Conference tersebut. (Damianus Manans )