Terkait pemberitaan yang dimuat pada lima Media Online atas tudingan terhadap oknum wartawan yang bertugas di Ende atas nama Dedi Wolo yang meminta uang pada Bupati Ende dengan mencatut nama Gubernur NTT, dirinya mengancam akan mempolisikan kelima Wartawan Media Online yang ada di NTT.
Dimana saya catut nama Gubernur itu. Saya tidak pernah mengatasnamakan Gubernur untuk menekan Bupati Ende. “Dedi Wolo”
Ende, NTT | Kelima Media Online tersebut diantaranya adalah korantimor.com, suaraflobamora.com, mediaflores.com dan Delegasi.com, serta Media Online Strategi.co.id.
Kelima Media Online itu masing masing menulis dengan judul sebagai berikut :
Satu : Korantimor.com (02-07-2020) menulis berita dengan Judul “Bawa Nama Gubernur, Oknum Wartawan di Ende Minta Uang Ke Bupati,”.
Dua : Strategi.co.id (02-07-2020) menulis dengan judul “Oknum Wartawan di Ende Minta Uang ke Bupati Ende, Catut Nama Gubernur”.
Tiga : Delegasi.com (02-07-2020) menulis dengan judul “Minta Uang ke Bupati, Oknum Wartawan di Ende Catut Nama Gubernur,”.
Empat : Suaraflobamora.com (02-07-2020) menulis berita dengan judul “Bawa Nama Gubernur, Oknum Wartawan di Ende Minta Uang ke Bupati”.
Lima : Mediaflores.com (01-07-2020) menulis berita dengan judul “Bawa Nama Gubernur, Oknum Wartawan di Ende Minta Uang ke Bupati”.
Kepada Media ini, menurut Dedi Wolo, berita yang ditulis kelima wartawan di Media Online yang berbeda itu tidak sesuai dengan fakta. Ia bahkan mengancam akan melaporkan kelima Media Online ke ranah hukum yakni mempolisikan kelima wartawan yang menulis berita tersebut, Jum,at, (03/07/2020).
“Saya merasa sangat dirugikan dan saya akan polisikan kelima wartawan tersebut, karena menulis tanpa ada fakta,” ungkapnya.
Dedi Wolo, yang juga bekerja sebagai wartawan yang bertugas di wilayah Kabupaten Ende mempertanyakan judul berita yang menyatakan dirinya mencatut nama Gubernur NTT.
Selain itu, pria yang akrab disapa Dedi membantah atas tudingan terhadap dirinya yakni mencatut nama pemimpin NTT untuk meminta uang kepada Bupati Ende.
“Dimana saya catut nama Gubernur itu. Saya tidak pernah mengatasnamakan Gubernur untuk menekan Bupati Ende” ungkapnya.
Dedi Wolo mengaku telah melakukan konfirmasi langsung ke Bupati Ende bahwa beliau (Bupati Ende) tidak pernah meneruskan pesan melalui Aplikasi WhatsApp dari dirinya kepada siapapun.
Dedi menyayangkan kepada lima wartawan dari Media Online yang berbeda yang menyudutkan dirinya meminta bantuan kepada Bupati Ende mengatasnamakan Gubernur NTT sedangkan pribadi Bupati Ende sendiri tidak mempersoalkan.
“Jika ada WA minta bantuan Bupati, itu hal yang biasa saja, karena kami adik-kakak. Ya wajar saja. Kenapa orang lain yang persoalkan. Saya buktikan dengan WA dari Bupati,” tegasnya.
Penilaian terhadap judul dan isi berita yang tidak saling kaitannya tidak hanya pribadi Dedi Wolo saja. Salah satu pengacara Kota Kupang, Fransisco Bernando Bessi, SH,MH,CLA, menyesalkan tulisan di lima Media Online itu, karena dia menilai tulisan itu hanya akal-akalan untuk menyudutkan orang lain.
“Berita itu tidak masuk akal. Judulnya lain, isinya lain. Wartawan tidak boleh begitu. Ini berita akal-akalan, dan jangan menyudutkan orang lain,” katanya.
Menurut dia, percakapan via WhatsApp antara masyarakat dan Pimpinan Daerah (Bupati) adalah hal yang biasa. Menjadi tidak biasa, jika pembicaraan itu di screenshot lalu dibuatkan menjadi berita.
“Harus dicari siapa yang membuat hal tersebut. Karena pastinya bupati dan keluarga tidak nyaman atas pemberian itu,” ujarnya.
Dia juga mempertanyakan pencatutan nama gubernur yang ditulis dalam berita tersebut. “Dari screenshot WA sama sekali tidak membawa nama Gubernur. Kecuali ada WA yang bawa nama Gubernur, lalu ancam-ancam,” tekannya.