Jakarta
Keberadaan Rafale dan F-15 Eagle II bagi Indonesia bernilai strategis, karena tambahan F-15 Eagle II dan Rafale untuk membentuk skadron tempur baru Indonesia.
36 unit Rafale dan 16 F-15 Eagle II cukup membentuk tiga skadron tempur baru bagi Indonesia. Terlebih hadirnya kedua jet tempur baru tersebut bisa membuat Indonesia menempatkan diri pemilik AU elite dunia.
Khusus Rafale, Indonesia akan menjadi pengguna kesekian kalinya penempur Prancis.
Mesir menjadi yang ketagihan membeli Rafale. 24 Unit sudah mereka datangkan dan Kairo hendak menambah lagi 30 buah.
Dassault Aviation selaku produsen Rafale memberitahukan hal ini pada keterangan persnya.
“Kontrak untuk akuisisi 30 Rafale tambahan oleh Mesir untuk melengkapi angkatan udaranya mulai berlaku. Diumumkan pada tanggal 4 Mei 2015, kontrak ini menyelesaikan akuisisi pertama dari 24 Rafale, ditandatangani pada tahun 2015, dan akan menambah jumlah Rafale yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Mesir menjadi 54, terbanyak kedua di dunia, setelah Angkatan Udara Prancis,” tulis pernyataan resmi dassault-aviation.com pada 15 November 2021.
“Dalam konteks geopolitik yang menuntut, Mesir telah memilih Rafale untuk memastikan perannya sebagai pemain kunci di arena regional dan internasional, dalam kedaulatan penuh. Ini merupakan kehormatan bagi Dassault Aviation dan mitranya, yang berkomitmen penuh untuk memenuhi harapan pihak berwenang Mesir,” kata Eric Trappier, CEO Dassault Aviation.
Sementara itu, bagi Indonesia belum ada pergerakan signifikan. Bahkan jika Rafale dan F-15 Eagle II tak segera dibeli harganya semakin mahal.
“Harga akuisisi pesawat tempur meningkat sekitar sembilan hingga sebelas persen per tahun (tergantung jenisnya),” tulis KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dalam bukunya, Plan Bobcat.
Ia mengungkapkan penyebab kenapa harga jet tempur semakin mahal.
“Sejumlah teknologi maju berkontribusi atas kemahalan biaya akuisisi tersebut. Hal ini dikarenakan kecepatan perkembangan teknologi meningkat pesat sepanjang waktu,” ujar Fadjar.
Tapi Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjawab keraguan hal ini. Menhan Prabowo menjelaskan jika F-15 Eagle II akan datang sebelum tahun 2022.
“Enam dari (F-15) harus tiba sebelum 2022,” kata Menhan Prabowo seperti dikutip dari laman Asian Military Review.
Dalam sambutannya di buku Plan Bobcat pun demikian, dimana Menhan Prabowo sudah ditawari Rafale sekalian F-15.
“Alhamdulillah, banyak negara sahabat yang mendukung diplomasi pertahanan saya, seperti Amerika Serikat yang menawari pesawat tempur yang baru diakuisisinya, yaitu F-15EX Eagle II dan Perancis dengan Dassault Rafale Tranche 3 yang merupakan generasi terakhir pesawat tempur jenis ini,” tulis Menhan Prabowo.
Dengan demikian pembelian F-15 Eagle II dan Rafale dipastikan segera terwujud. (red)