Kondisi pulau Sabang, Provinsi Aceh, kini semakin mengkhawatirkan dikarenakan kasus Covid-19 terus menghantui masyarakat Sabang, setelah virus Corona itu terus melonjak. Nah, salah satu langkah untuk menekankan penyebaran wabah tersebut adalah, sementara ini pemerintah harus mengontrol agar, tidak mendatangkan pekerja luar ke Sabang.
“Kita semua tau serangan wabah virus Corona kian gencar di Sabang, sehingga ekonomi rakyat terus sempit karena tidak bisa mencari nafkah seperti sebelum pandemi maka, kalau bisa pemerintah dan rekanan tidak mendatangkan pekerja luar untuk bekerja di proyek-proyek milik pemerintah di Sabang”, - Syukri alias T Bayu, Ketua Umum Komunitas Juang Aceh -
Sabang, Aceh |BU| Rapat yang kerap dilakukan oleh pemerintah bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), sejak Gugus Tugas (GT) terbentuk, dalam setiap rapat selalu membicakan pencegahan dan penekanan Covid-19 untuk wilayah Sabang.
Langkah-langkah yang disepakati selama ini adalah mengawasi dan memperketat orang luar yang masuk ke Sabang, dengan menempatkan petugas di pelabuhan penyeberangan Ule Lheue Banda Aceh dan dermaga Balohan Sabang.
Ketua Umum Komunitas Juang Aceh (KJA) Syukri atau yang lebih dikenal T Bayu kepada Bhayangkara Utama.com mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Sabang dan rekanan yang mengerjakan pekerjaan proyek di Sabang, agar tidak mendatangkan pekerja dari luar Sabang, Jumat (21/08/2020).
Mengingat dimasa pandemi ini masyarakat Sabang sendiri kesulitan lapangan kerja untuk kebutuhan hidup, sehingga harus melakukan pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan. Maka, diharapkan kepada rekanan, gunakan lah tenaga kerja orang Sabang sendiri/lokal.
“Kita semua tau serangan wabah virus Corona kian gencar di Sabang, sehingga ekonomi rakyat terus sempit karena masyarakat tidak bisa mencari nafkah seperti sebelum pandemi maka, kalau bisa pemerintah dan rekanan tidak mendatangkan pekerja luar untuk bekerja di proyek-proyek milik pemerintah di Sabang” harap Ketua KJA dan kombatan GAM Wil-PAS Syukri alias T Bayu.
Selain itu lanjut T Bayu, sebelumnya kondisi Sabang dari sisi Covid-19 merupakan daerah yang putih, karena tim Gugus Tugas Percepatan Pencegahan virus Corona Kota Sabang, sangat ketat dalam memberlakukan perjalanan keluar masuk dari dan ke Sabang.
“Namun akhir-akhir ini setelah dilonggarkan pintu keluar masuk di Ule Laheue dan Balohan kasus Covid-19 di Sabang, terus melonjak secara signifikan bahkan beberapa orang warga Sabang meninggal dunia.,” ungkap T Bayu, Ketum KJA Kota Sabang dan kombatan senior GAM Wilayah Pulau Aceh Sabang (Wil-PAS) ini.
Oleh sebab itu tambah T Bayu, dirinya atas nama Ketum KJA dan kombatan GAM Wil-PAS, meminta kepada Pemko Sabang, agar memperketat jalur keluar masuk orang ke Sabang. Kemudian, rekan-rekan pemborong tidak menggunakan tenaga kerja dari luar Sabang. Karena, selain mempersempit lapangan kerja bagi masyarakat Sabang, dan juga dapat meningkatkan penularan dan penyebaran Covid-19.
Kemudian, masyarakat Sabang sendiri juga membutuhkan pekerjaan untuk menyambung hidup keluarga dan kenapa harus mendatangkan tenaga asing atau orang dari luar Sabang. Sebab, selain menyempit lapangan kerja bagi masyarakat Sabang dan juga dapat meramaikan pasar penyebaran Covid-19 di Sabang, tandasnya. (Kaperwil Aceh).