Boss atau Direktur Utama PLN (Persero), Zulkifli Zaini, menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik. Melainkan lonjakan tagihan listrik terjadi akibat penggunaan listrik yang menjadi masalah dan menjadi pokok perhatian bagi PLN saat ini.
Di bulan Maret itu kami tidak menurunkan petugas pencatat meter. Yang digunakan adalah rata-rata tagihan selama 3 bulan sebelumnya. “Direktur Utama PLN (Persero), Zulkifli Zaini”
Jakarta | Hal itu diungkapkan Zulkifli Zaini, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI. Ditegaskan nya sejak tahun 2017 hingga kini, tidak ada kenaikan tarif listrik yang dilakukan oleh PLN.
“Jadi, sebetulnya tagihan listrik hanya terdiri dari dua, tarif dan penggunaan. Tarif enggak pernah naik. Penggunaan listrik inilah yang jadi concern atau perhatian,” ungkapnya, Rabu (17/06/2020).
Penggunaan listrik yang ditegaskan nya, menjadi masalah yang sangat diperhatikan oleh PLN. Diakui salah satu penyebabnya karena kebijakan PLN yang tidak menurunkan petugas pencatat meteran di bulan Maret hingga April 2020 yang lalu. Sehingga tagihan listrik pada bulan Mei menggunakan tagihan rata-rata.
“Di bulan Maret itu kami tidak menurunkan petugas pencatat meter. Yang digunakan adalah rata-rata tagihan selama 3 bulan sebelumnya,” tuturnya.
Selain itu, Zulkifli Zaini menyampaikan bahwa sebetulnya sosialisasi ke pelanggan telah dilakukan secara masif melalui media sosial dan media massa. Namun, sosialisasi itu ternyata masih belum dapat menjangkau semua pelanggan.
Zulkifli Zaini menambahkan, total pelanggan PLN mencapai 76 juta dan tersebar di seluruh Indonesia. Bukan pekerjaan mudah untuk menjangkau semuanya sampai ke pelosok-pelosok. Tetapi pihaknya akan berupaya keras supaya pelanggan dapat memahami persis penyebab lonjakan tagihan.
Ia pun memohon maaf. “Bapak Ibu, terima kasih atas pengaduan selama Mei dan Juni. Kami paparkan bagimana PLN mengatasi keluhan tersebut, mulai dari posko aduan sampai yang melakukan sosialisasi lonjakan tagihan sehingga dapat dipahami masyarakat, tidak hanya yang memperoleh akses media tapi juga ke masyarakat di pedesaan. Ternyata komunikasi yang kami lakukan belum cukup, kami mohon maaf. Komunikasi yang kami lakukan di media dan media sosial sudah cukup masif tapi belum bisa menjangkau semua masyarakat,” jelasnya. *(Edyson)