Probolinggo, Jatim
Dalam sepekan di Jatim, publik dikejutkan aksi suap jabatan sekelas kades di Probolinggo. Aksi dugaan korupsi itu dimotori Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari. Bupati wanita tersebut terjaring OTT di rumah pribadi Jalan Ahmad Yani No 9, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kab. Probolinggo, bersama suaminya, Hasan Aminuddin yang menjadi anggota DPR RI.
Dalam OTT itu terjaring juga 8 orang meliputi kades hingga camat. Hingga akhirnya ditetapkan 17 kades dari 3 kecamatan sebagai tersangka. Mereka pun diperiksa maraton Jumat (3/9/2021) sejak pagi hingga pukul 21.00 WIB, hingga akhirnya dibawa ke Jakarta melalui jalan darat.
Mereka dimasukkan dalam 1 bus dikawal ketat kepolisian, diiringi 15 mobil yang berisi barang bukti 5 koper berupa dokumen dan uang. KPK telah menggeledah rumah pribadi, pemkab, pendopo dan rumah dinas Bupati Probolinggo. Kini KPK menggeledah rumah dua anak Hasan Aminuddin hasil pernikahannya dari istri pertama, Dian Prayuni.
Pertama kali yang didatangi adalah rumah anak pertama, Dini Rahmawati. KPK menggeledah rumah itu sekitar 4 jam sebelum bergeser ke rumah anak kedua, Zulmi Noor Hasani, yang persis di samping rumah Dini.
Petugas KPK datang mengendarai 2 mobil ke rumah tersebut. Penggeledahan sendiri dijaga oleh polisi bersenjata lengkap yang diperbantukan. Awak media juga hanya bisa mengambil foto dari luar rumah.
Sebelumnya, 5 orang resmi ditahan KPK, yakni: Hasan Aminuddin (Anggota DPR RI), ditahan di Rutan KPK Kavling C1, Puput Tantriana Sari (Bupati Probolinggo), ditahan di Rutan KPK pada Gedung Merah Putih, Doddy Kurniawan (Camat Krejengan), ditahan di Rutan Polres Jakarta Pusat, Muhammad Ridwan (Camat Paiton), ditahan di Rutan Polres Jakarta Selatan, dan SO ditahan di Rutan KPK pada Pomdam Jaya Guntur.
Diketahui Puput Tantriana Sari menjabat sebagai Bupati tahun 2013-2018 dan 2019-2024. Sebelumnya suami Tantri, Hasan Aminuddin, juga pernah menjabat Bupati Probolinggo 2 periode, yaitu 2003-2008 dan 2008-2013.
Hasan saat ini berprofesi sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019. Namun fakta jabatan pasangan suami-istri (pasutri) itu menunjukkan bahwa politik dinasti di Probolinggo selama hampir 4 periode dipimpin oleh suami-istri itu. (red)