Jakarta
Nama Komjen Boy Rafli Amar menguat bersama dua nama jenderal polisi lain, yakni Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono serta Kabaharkam angkatan 1989, Komjen Pol Agus Andrianto.
Komjen Boy Rafli Amar dan dua jenderal bintang tiga ini diunggulkan dari percaturan argumen calon Kapolri.
Seperti diketahui, pencalonan Kapolri ini mengikuti prosedur baku melalui pertimbangan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi Polri (Wanjakti).
Informasi yang beredar di media, Wanjakti saat ini tengah menggodok 10 nama perwira tinggi dengan pangkat Komjen sebagai calon kandidat Kapolri.
Enam orang di antaranya merupakan komjen di internal Polri dan empat lainnya bertugas di luar struktur Polri.
Juru Bicara Kompolnas, Poengky Indarti, Minggu (20/12/2020) mengatakan, Jenderal (Pol) Idham Azis akan pensiun pada 1 Februari 2021. Sementara, batas pensiun bagi anggota Polri adalah 58 tahun.
Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengaku telah mengantongi nama calon Kapolri yang akan diusulkan ke Jokowi. Meski begitu dia tidak menyebut nama kandidat tersebut.
Jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Pasal 11 ayat (6) huruf B menyatakan, Kapolri yang baru sebelum dipilih dilihat dari dua aspek, yakni kepangkatan dan jenjang karier.
“Yang dimaksud dengan jenjang kepangkatan ialah prinsip senioritas dalam arti penyandang pangkat tertinggi di bawah Kapolri,” ucap Poengky, Sabtu (19/12/2020).
Poengky menuturkan, pihaknya telah menerima masukan dari sejumlah pihak soal nama-nama calon Kapolri.
“Kami menerima masukan-masukan dari internal Polri dan eksternal Polri, termasuk tokoh-tokoh masyarakat dan purnawirawan Polri tentang kriteria kapolri di masa depan,” ujarnya seperti dikutip Kompas.com.
Kompolnas selanjutnya akan menyaring nama-nama perwira tinggi Polri yang memiliki prestasi, integritas, dan rekam jejak yang terbaik.
Hal itu dilakukan dengan merujuk Pasal 11 ayat (6) UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal ini menyebutkan bahwa calon Kapolri adalah perwira tinggi yang masih aktif, dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier.
Setelahnya, Kompolnas akan menyerahkan lebih dari satu nama calon untuk dipilih Jokowi.
Nantinya, berdasarkan hak prerogatif presiden, beliau akan memilih, dan mengirimkan nama calon Kapolri yang dipilih Presiden untuk disetujui DPR.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai, penunjukkan tersebut secara tidak langsung mengubah bursa calon Kapolri kedepannya.
Menurut Neta, peluang jenderal bintang dua Polri untuk masuk dalam bursa calon Kapolri telah tertutup usai penunjukkan tersebut.
“Padahal sebelumnya ada salah satu dari tiga jenderal bintang dua Polri yang disebut-sebut akan menjadi bintang tiga dan masuk dalam bursa calon Kapolri, yakni Irjen M Fadil (Kapolda Metro Jaya), Irjen Lufthi (Kapolda Jateng), dan Irjen Dofiri (Kapolda Jabar),” kata Neta dalam keterangannya, Rabu (23/12/2020).
Neta menuturkan, pergantian Kepala BNN yang terlambat 23 hari dinilai sebagai strategi untuk mengulur waktu agar mengunci masuknya jenderal bintang dua untuk bisa ikut dalam bursa calon Kapolri.
Jika melihat berbagai argumen dari dua institusi yang dapat memberikan rekomendasi kandidat calon Kapolri kepada Presiden, ada dua angkatan yang paling memungkinkan menjadi Kapolri yaitu angkatan pendidikan akademi kepolisian 1988 dan angkatan 1989.
Saat ini setidaknya, ada 3 orang nama Komisaris Jenderal (Komjen) yang diunggulkan dari percaturan argumen, salah satunya Komjen Boy Rafli Amar.
Biodata Komjen Boy Rafli Amar
Jenderal polisi bernama lengkap Boy Rafli Amar Gala Datuak Rangkayo Basa ini lahir di Jakarta pada 25 Maret 1965.
Ayahnya berasal dari Solok sedangkan ibunya dari Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat.
Ia adalah cucu dari sastrawan Indonesia, Aman Datuk Madjoindo.
Boy menikah dengan Irawati dan telah dikaruniai dua orang anak.
Pada tanggal 29 November 2013, dia diangkat sebagai kepala kaum suku Koto, Nagari Koto Gadang, Agam, dengan gelar Datuak Rangkayo Basa.
Boy Rafli Amar menempuh pendidikan di AKABRI bagian Kepolisian (AKABRI Kepolisian) dan lulus pada tahun 1988 dengan pangkat Letnan Dua Polisi (Letda Polisi).
Pada tahun 1991 pangkatnya naik menjadi Letnan Satu Polisi (Lettu Polisi).
Ketika berpangkat Kolonel Polisi pada tahun 1999, dia ditugaskan ke Bosnia sebagai Wakil Komandan Kontingen Garuda XIV.
Karir Boy Rafli Amar mirip dengan Tito Karnavian yang melejit setelah menjabat Kapolda Papua.
Hal yang sama juga, Boy juga saat ini menduduki jabatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Perbedaannya, mantan Kapolres Pasuruan, Jawa Timur ini banyak dikenal sebagai humas Polri.
Berikut Riwayat Jabatannya
01—01—1988 Pamapta Polres Metro Jakpus Polda Metro Jaya
01—01—1989 Kanit Ranmor Satserse Polres Metro Jakpus Polda Metro Jaya
01—01—1990 Kanit Resintel Polsek Metro Gambir Polda Metro Jaya
01—01—1992 Kasetops Puskodal Ops Polres Metro Jakpus Polda Metro Jaya
01—12—1993 Kasubnit Ranmor Ditserse Polda Metro Jaya
01—11—1995 Mahasiswa PTIK
01—07—1997 Pama Polda Irja
01—12—1997 Kapuskodal Ops Polres Sorong Polda Irja
01—12—1998 Wakapolres Sorong Polda Irja
01—04—1999 Kasat Gaops Puskodal Ops Polda Irja
01—01—2000 PGS. Koorspripim Polda Irja
04—10—2001 PS. Kabag Serse Umum Dit Serse Polda Papua
08—05—2002 Pamen Sespim Dediklat POLRI
14—12—2002 Kasat Patroli Dit Samapta Polda Metro Jaya
25—02—2003 Kasat Patko Dit Samapta Polda Metro Jaya
19—05—2003 Kasat V/Ranmor Dit Reskrimum Polda Metro Jaya
09—02—2004 Wakapolres Metro Jakut Polda Metro Jaya
01—09—2004 Kapolres Kep. Seribu Polda Metro Jaya
02—01—2006 Kapolres Pasuruan Polwil Malang Polda Jatim
15—06—2007 Kanit Negosiasi Subden Penindak DENSUS 88/ANTITEROR
02—04—2008 Dir Reskrim Polda Maluku Utara
05—12—2008 Kapoltabes Padang Polda Sumbar
17—10—2009 Kabid Humas Polda Metro Jaya
18—11—2010 Kabagpenum Ropenmas Divisi Humas POLRI
27—06—2012 Karopenmas Divisi Humas POLRI
16—12—2014 Kapolda Banten
28—02—2016 Kadiv Humas POLRI
18—04—2017 Kapolda Papua
13—08—2018 Wakalemdiklat POLRI
01—05—2020 Kepala BNPT
Calon Kuat Kapolri
Staf Pengajar Universitas Tarumanagara, Dr. Urbanisasi memprediksi Boy Rafli sangat layak untuk menjadi Kapolri. Selain sosok humanis, ia juga memiliki kemampuan komunikasi ke segala lini.
“Hal ini merupakan modal sekaligus prestasi Komjen Boy Rafly ketika Menjadi Kadiv Humas Polri,” kata Urbanisasi di Jakarta, Senin (21/12/2020).
Lebih lanjut Urbanisasi mengatakan, salah satu prestasi terbaik Boy Rafli sebagai perwira polisi adalah ketika bertugas di Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
“Kasus Terorisme yang ditangani pak Boy termasuk kasus berskala besar dan jangkauannya internasional, beliau menangani kasus bom Bali,” ujar Urbanisasi.
Dalam menangani kasus Bom Bali, Boy banyak berhadapan dengan para pelakunya seperti Amrozi, Imam Samudra, Muklas, Ali Imron, Doktor Azhari, Nurdin M Top. Bahkan, dengan Ustaz Abu Bakar Baa’syir, ketua pesantren Ngeruki Solo yang dulu membaiat orang-orang atau pelaku-pelaku bom Bali.
“Loyalitas pengabdian, profesionalisme dan integritas Boy Rafli tak diragukan lagi. Kredibilitas, kompetensi, mental dan moral sangat baik,” ungkapnya.
“Lebih penting dan utama lagi, setia pada Negara dan pimpinannya. Hal ini sangat penting bagi Presiden Jokowi menunjuk seorang pembantunya disamping profesionalisme,” lanjutnya.
Sementara ketika dihubungi awak redaksi Bhayangkarautama.com, Ossie Gumanti selaku Ketua Umum Lidik Krimsus RI sangat mendukung dan berharap Komjen Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar M.H. Dt Rangkayo Basa, terpilih sebagai calon kuat Kapolri menggantikan Jenderal Pol Drs Idham Aziz, M.Si