Beranda Daerah Di Hari Pahlawan, Amphibi Akan Pecahkan Rekor Muri Tanam Mangrove Ke Tengah...

Di Hari Pahlawan, Amphibi Akan Pecahkan Rekor Muri Tanam Mangrove Ke Tengah Laut

1
0

Deli Serdang, Sumut

Dalam memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember 2021 dan Hari Pohon Sedunia (World Tree Day) 21 November 2021, Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia (AMPHIBI) lakukan aksi tanam 10.000 mangrove di area ekstrem yang rentan dengan hantaman ombak pasang surut setinggi 1 hingga 2 meter di lokasi pantai bagan serdang Kec. Pantai Labu, Kab. Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, pada Rabu (10/11/2021).

Dengan melibatkan 90 orang omak-omak (ibu-ibu) pencari korang dan 70 orang nelayan serta 45 orang pengurus lembaga Amphibi dan kelompok tani Hutan Hijau Mekar, Amphibi akan pecahkan Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk yang kedua kalinya.

Setelah berhasil membuat sensasi penanaman mangrove di TPA Bantar Gebang, Bekasi, pada 21 Februari 2021 lalu, kini Amphibi kembali membuat terobosan nyata dengan menanam mangrove 70 hingga 700 meter dari bibir pantai menuju tengah laut.

Ketua umum Amphibi Agus Salim, So,Si., (AST) menyatakan bahwa aksi penanaman mangrove ini bertujuan untuk menjawab permasalahan pola tanam rumpun berjarak di lokasi ombak pasang surut dalam mensukseskan Pepres no. 120 tahun 2020 tentang BRGM dalam Padat Karya PEN mangrove.
“Selaku lembaga sosial kontrol, Amphibi ingin memberi kontribusi dengan menghadirkan berbagai solusi dalam perbaikan lingkungan hidup dan sosial ekonomi kemasyarakatan,” ucap AST.

Lanjut, AST bahwa mangrove mempunyai peranan penting sebagai penyerasi dan penyeimbang lingkungan global, sehingga keterkaitannya dengan dunia internasional.

Dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional, lembaga Amphibi turut ambil andil dalam merehabilitasi hutan mangrove dan lahan yang terdegradasi/kritis dengan membentuk kelompok tani di berbagai daerah.

“Kedepannya kelompok tani inilah yg akan mengurus, mengelola, melindungi, dan memanfaatkan lahan secara berkesinambungan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Lanjut AST, “Saat ini kami sedang membuat terobosan menanam mangrove di lokasi ekstrem. Setelah 2 kali gagal melakukan uji coba penanaman di lokasi pasang surut yang rentan demgan hantaman ombak 1 hingga 2 meter, akhirnya Amphibi berhasil menemukan trik penanaman dengan pola tanam rumpun berjarak dan pengaman tanaman menggunakan bambu belah”.

“Kami telah melakukan uji coba pada 1 September 2021 sebanyak 50 batang dan pada 23 September 2021 sebanyak 500 batang dengan jarak tanam dari bibir pantai 70 meter telah berhasil memuaskan,” jelas AST.
“Acuan keberhasilan tersebut berdasarkan dari hantaman ombak badai “Pasang Perdani” yang telah meluluh lantahkan kawasan wisata di sepanjang pesisir Kab. Langkat, Kab. Deli Serdang, Kab. Serdang Bedagai, Kab. Batubara dan Kab. Asahan Prov. Sumatera Utara pada 7 Oktober lalu,” ucap AST.

“Sementara sekitar 500 meter dari lokasi uji coba, pohon cemara yang berukuran besar dan berumur sekitar 8 tahun dirobohkan “Badai Pasang Perdani. Di sebelah lokasi uji coba tanaman Amphibi, pagar bambu pelindung tanaman sepanjang 2000 meter setinggi 2 meter dan kedalaman 2 meter yang dibuat oleh kelompok tani Hutan Hijau Mekar sebagai pengaman tanaman dalam program padat karya PEN dari BRGM dan BPDASHL W/U juga habis digulung ombak Perdani tersebut,” jelas AST.

“Dari sinilah acuan kami untuk tergerak mendaftarkan keberhasilan uji coba tersebut agar dicatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI),” tutur AST.

Sementara Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) BPDASHL Wampu Sei Ular, Anton Sudarwo S.Hut., M.Si., mengatakan bahwa apa yang dilakukan kawan-kawan Amphibi ini sangat luar biasa. Apresiasi yang tinggi atas keberhasilan lembaga Amphibi dalam menciptakan pola tanam mangrove seperti ini.

“Luar biasa tanaman uji coba lembaga Amphibi, tidak goyah dengan terpaan ombak yang sangat besar. Sementara pohon cemara yang besar dan pagar bambu pemecah ombak sepanjang 2000 meter habis digulung ombak,” salut Anton.

“Saya selaku perwakilan dari UPT Kementerian Lingkungan Hidup mendukung penuh upaya lembaga Amphibi dalam membuat regulasi pola tanam seperti ini yang telah didaftarkan pada Museum Rekor Dunia Indonesia. Karena pola tanam seperti ini memang belum pernah dibuat di indonesia. Dengan keberhasilan ini, tentunya nanti bisa juga diterapkan di tempat lain yang kondisi ombaknya seperti ini,” ucap Anton.

“Semangat kawan-kawan Amphibi. Semoga rekor MURI bisa kalian dapatkan kembali ,” tutup Anton. (red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here