Untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pasien yang berobat ke Rumah Sakit tentunya diperlukan berbagai fasilitas yang memadai. RSUD Lubuk Basung yang merupakan milik Pemerintah daerah Kabupaten Agam yang keberadaannya kini ditengah-tengah perkantoran Pemerintahan dan rumah masyarakat, kini makin mempercantik diri dengan memperluas dan memperbanyak bangunan gedung untuk memberi pelayanan yang prima bagi pasien dan keluarga yang hendak datang berobat.
“Pembangunan 2 gedung tersebut dibiayai dari dana DAK Pemerintah Pusat dengan total anggaran Rp.10 milliar. Sedangkan untuk satu pembangunan gedung lainnya dibiayai dari anggaran RSUD Lubuk Basung yang menelan biaya sebesar Rp. 2 milliar,” - dr. Syahrizal Antoni, Dirut RSUD Lubuk Basung -
Agam, Sumbar |BU| dr. Syahrizal Antoni, Dirut RSUD Lubuk Basung ketika ditemui Wartawan diruang kerjanya lantai 2 di Padang Baru, Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatra Barat, menerangkan “Bahwa pada tahun 2020 ini, mau tidak mau, kita harus berpacu. Artinya dengan lahan yang sangat terbatas yang dimiliki oleh RSUD, penambahan pembangunan gedung harus dilaksanakan sesuai dana yang dimiliki,” ujarnya, Selasa (04/08/2020).
“Untuk pembangunan gedung bekas kantor KB akan dimanfaatkan khusus kegunaannya untuk Klinik Bedah dan Poly Saraf. Sedangkan bekas gedung Sekolah Dasar Negeri 63 Surabayo di peruntukkan bagi pasien Inap Paru serta Karantina Covid-19,” sambungnya.
Diungkapkan oleh Dirut ini kembali bahwa, “Pembangunan 2 gedung tersebut dibiayai dari dana DAK Pemerintah Pusat dengan total anggaran Rp.10 milliar. Sedangkan untuk satu pembangunan gedung lainnya dibiayai dari anggaran RSUD Lubuk Basung yang menelan biaya sebesar Rp. 2 milliar,” terangnya.
Terkait pekerja bangunan gedung yang tidak memenuhi standar dalam bekerja, Dirut. Syahrizal menegaskan akan memantau dan memanggil rekanan bila memang ada para pekerja bangunan gedung Rumah Sakit itu tidak menggunakan Standard kerja yang telah ditentukan, seperti, memakai Safety Boot (Sepatu), Topi/helm dan Rompi keselamatan.
Tentang anjloknya pendapatan, Syahrizal mengakui, “Sejak bulan April-Juni 2020 menurun dratis, karena situasi dan kondisi yang mengharuskan, disamping utamanya dengan merajalelanya Virus Covid-19 yang menerjang masyarakat khususnya daerah Kabupaten Agam,” jawabnya.
“Yang pasti mendekati 55 persen berkurang pemasukan pendapatan. Sekalipun masih dalam kondisi pandemi, jajaran RSUD akan tetap selalu eksis dan bekerja optimal dalam rangka memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh Pasien,” pungkasnya. (desleo)