Kadinkes Ende Tekankan Gerakan Cegah Stunting Itu Penting

0
25

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada Anak Balita akibat kekurangan Gizi Kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Ende, NTT | Stunting atau keterlambatan pertumbuhan merupakan masalah gizi kronis yang sering terjadi pada anak-anak di Indonesia, termasuk di Kabupaten Ende. Stunting sendiri dapat terlihat ketika anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan normal yang seharusnya dimiliki oleh anak pada usia yang sama.

Pada pelaksanaan Pembinaan Gerakan Cegah Stunting melalui Promosi Isi Piringku Intervensi TTD (Tablet Tambah Darah) pada Rematri dan Vaksinasi bersama Kelompok Masyarakat tingkat Kecamatan, dilaksanakan di Desa Nanganesa, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari mengatakan, kasus anak yang mengalami stunting tidak hanya pertumbuhan fisik yang berbeda dari anak seusianya, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak. Berangkat dari kondisi dan urgensi tersebut, penting bagi kita semua untuk saling bekerjasama dalam melindungi generasi penerus bangsa dari stunting.

Meski saat ini Indonesia berhasil menurunkan angka prevalensi stunting hingga mencapai 21,6% pada tahun 2022 yang lalu, namun upaya pencegahan tetap harus dilakukan agar angka kasus stunting di Indonesia terus mengalami penurunan.

Lebih jauh dr. Aries tegaskan, tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera dalam melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, agar segala potensi penyakit pada ibu dan calon bayi dapat segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang.

Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Cegah Stunting Melalui Aksi Bergisi, Promosi Isi Piringku, Intervensi TTD pada Rematri dan Vaksinasi bersama Kelompok Masyarakat di Desa Nanganesa, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, dilaksanakan di jalan Flores, Desa Nanganesa, pada Jumat (20/10/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Ende Drs. H. Djafar H. Achmad, M.M., Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Ende, Dahlan, S.Ip., Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ende, Unsur Forkompinda Kabupaten Ende, Camat Ndona, Yulianus A Laga Pasa, Danramil 1602-01/ Ende yang diwakili oleh Babinsa Kecamatan Ndona, Kapolsek Ndona, Ipda I Gede Wisna, S.H., para Camat se-Kabupaten Ende, Unsur Forkompinca dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Ende serta Ibu-ibu hamil dan Balita.

Sementara Bupati Ende, H. Djafar Achmad mengatakan, Kekurangan gizi itu bisa terjadi bukan saja pada saat bayi lahir, tetapi sejak di dalam kandungan atau pada masa awal bayi lahir.

Untuk itu, Bupati Djafar mengingatkan pentingnya deteksi awal stunting demi memantau tumbuh kembang bayi, bahkan sejak di dalam kandungan penanganan tenaga kesehatan tidak hanya berfokus pada pengobatan seorang anak saja karena tujuannya lebih luas, yaitu untuk mendukung kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anak bangsa.

Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%.

“Untuk itu kita adakan pembinaan Gerakan Cegah Stunting melalui Aksi Bergisi, Promosi Isi Piringku , Intervensi TTD pada Rematri dan Vaksinasi bersama kelompok masyarakat di Desa Nanganesa,” ungkap Bupati Djafar.

Pelaksanaan kegiatan tersebut disertai dengan pemberian makanan tambahan berupa susu, telur, tablet vitamin, TTD, kepada anak-anak Balita dan Ibu hamil oleh Bupati Ende, Djafar Achmad yang didampingi langsung Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari. (Damianus Manans)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here